Langsung ke konten utama

Festival Muharram: Merosotnya Nilai dalam Gemerlap Transformasi

(Sebuah Kritik)

Festival Muharram, sebuah acara yang dulunya melambangkan semangat kebersamaan dan kearifan di dalam Mahad Al-Quds, saat ini menghadapi gelombang perubahan yang tak terhindarkan. Transformasi yang mengubah wajah festival ini secara drastis, sayangnya, juga telah membawa pergeseran nilai yang patut diperhatikan dengan serius.


Dari Santri untuk Santri Menuju Kepada Wali Santri

Festival Muharram, yang pernah menjadi ajang para santri untuk berkolaborasi dan menampilkan kreativitasnya, kini mengalami pergeseran yang memprihatinkan. Semangat berbagi antar santri, yang seharusnya menjadi daya tarik utama acara ini, tergerus oleh perubahan menjadi penghormatan kepada wali santri. Sifat pertemuan internal yang lebih mengutamakan komunitas Mahad Al-Quds tampaknya telah diambil alih oleh kepentingan eksternal.


Dari Kearifan dalam Tertutup Menjadi Penghormatan yang Terbuka

Sebelumnya dikenal sebagai acara yang berlangsung dalam lingkup internal, Festival Muharram telah menjalani transformasi yang merubahnya menjadi peristiwa terbuka. Pesan bahwa semangat dan esensi acara ini adalah tentang Mahad Al-Quds sendiri tampaknya telah terdistorsi oleh arus perubahan ini. Acara yang semestinya menguatkan kebersamaan internal, kini tampak terancam oleh pengaruh luar.


Dari Penghargaan Lomba Menuju Penampilan Semata

Festival Muharram dahulu pernah memberikan penghargaan bagi para pemenang lomba-lomba yang diselenggarakan sebelumnya. Namun, perubahan ini menghilangkan elemen penghargaan dan menggeser fokus pada penampilan belaka. Alhasil, festival yang seharusnya menjadi ajang apresiasi bagi para santri yang telah meraih prestasi, malah lebih menyerupai hiburan belaka.


Dari Kesederhanaan ke Kilau Glamour

Perubahan visual yang menonjol dalam festival ini mencerminkan pergeseran dari suasana sederhana dan tulus menjadi nuansa yang lebih mewah dan glamor. Kilau-kilau lampu dan dekorasi yang mencolok memancarkan pesan yang kontradiktif terhadap esensi kesederhanaan dalam pendidikan dan budaya di Mahad Al-Quds.


Dari Konsep Jelas ke Acak-acakan

Tradisi Festival Muharram sebelumnya selalu diatur dengan baik dan dikonsep dengan matang. Namun, perubahan ini tampak mencerminkan kehilangan pengaruh dan arahan yang jelas dalam penyelenggaraan. Perubahan menjadi lebih acak dan tidak terencana berpotensi merusak struktur acara yang seharusnya.


Dari Kendali Asatidz dan Ustadzat ke Tangan Pihak Ketiga

Asatidz dan ustadzat seharusnya menjadi pilar pengarah dalam Festival Muharram, menjaga nilai-nilai moral dan Islami. Namun, fakta bahwa pihak ketiga semakin terlibat dalam penyelenggaraan mengindikasikan merosotnya peran para pemegang tanggung jawab utama.


Festival Muharram yang telah mengalami pergeseran nilai ini memunculkan pertanyaan mendasar tentang arah perkembangan Mahad Al-Quds. Apakah semangat asal dari santri untuk santri akan semakin luntur dalam gemerlap transformasi ini? Apakah perubahan yang terjadi mengesampingkan esensi pendidikan dan pembentukan karakter yang seharusnya ditekankan? Semua pertanyaan ini mengisyaratkan bahwa perubahan dalam festival ini mungkin lebih dari sekadar transformasi visual, tetapi juga perubahan dalam nilai dan prinsip yang telah lama menjadi ciri Mahad Al-Quds.

Komentar

Terbanyak Dibaca

Selayang Pandang Ma'had Al-Quds

Ma'had Al-Quds adalah sebuah lembaga pendidikan islam. Lembaga ini memusatkan kegiatannya pada pendidikan anak usia dini agar dapat menghafalkan kitab suci Al-Qur'an. Ma'had Al-Quds terletak di Kampung Warung Bawang Desa Cibeureum Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Ma'had Al-Quds dipimpin oleh Al-Ustadz Ma'shum,S.Pd.I dengan dibantu oleh staff pengajar yang kompeten di bidang pendidikan menghafal Al-Qur'an.  Pentingnya Mengenal Ma'had AL-QUDS Li Tahfidhil Qur'an

Akad Nikah dan Walimah Al-Ustadz Agung

Sebuah kesyukuran bagi segenap keluarga besar Ma'had Al-Quds Li Tahfidhil Qur'an atas terlaksananya akad nikah dan walimah salah seorang pengajar tahfidh. Adalah Al-Ustadz Agung yang telah melepas masa lajangnya dan mempersunting Al-Ustadzah Ria asal Wonogiri. Acara tersebut berlangsung pada Senin, 18 Maret 2019 di kediaman keluarga Al- Ustadzah Ria di Desa Semen, Wonogiri. Dihadiri oleh segenap keluarga dari kedua mempelai dan masyarakat setempat. Segenap keluarga besar Ma'had Al-Quds turut mendoakan agar beliau berdua menjadi pasangan yang selalu berada dalam lindungan Allah. Dapat membina rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah

Evaluasi Program Halaqoh , Ma'had AL-QUDS Gelar Ujian Tahfidh

Sebanyak 67 santri dan santriah Ma'had AL-QUDS Li Tahfidhil Qur'an mengikuti kegiatan Ujian Tahfidh. Acara yang rutin digelar setiap semester itu dimulai pada hari Senin, tanggal 7 Maret 2022 dan berlangsung selama 12 hari. Santri peserta ujian tahfidh berjumlah 32 anak yang dibagi menjadi delapan kelompok. Tiap kelompok dilabeli dengan istilah Majelis yang terdiri dari empat anak. Sementara jumlah peserta ujian tahfidh santriah berjumlah 35 anak yang dibagi menjadi enam kelompok. Tiap kelompok terdiri dari empat sampai delapan anak. Waktu ujian setiap harinya berlangsung selama empat jam. Yaitu, dua jam pertama, di pagi hari. Mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Sedangkan dua jam berikutnya, di malam hari. Mulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Sistem pelaksanaan ujian di tiap majelisnya mengambil konsep Tasmi' Hifdhil Qur'an . Yaitu setiap peserta yang diuji hafalannya memperdengarkan hafalan di hadapan teman-teman satu majelis dan ustadz / ustadzah pe...